Belajar dari Anak Kecil (Matius 18: 1-5)

"Belajar dari anak Kecil" merupakan buah permenungan yang bersumber dan terinspirasi dari Injil Matius 18: 1-5. Berikut kutipannya:

Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: ”Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”

Kekasih-kekasih Tuhan, 

Ketika kita masih kecil dulu, seringkali kita ditanya apa cita-cita kita, atau kalau sudah besar mau jadi apa? Ada yang menjawab ingin menjadi dokter dengan alasan karena ingin mengobati orang sakit, ada yang ingin menjadi guru karena ingin mengajar orang lain supaya menjadi pintar, ada juga yang ingin menjadi polisi supaya bisa menangkap penjahat serta ada juga yang ingin menjadi pendeta ataupun biarawan-biarawati supaya bisa masuk surga. Betapa mulia tentunya cita-cita ini. 

Foto oleh Alena Darmel dari Pexels

Dalam pikiran anak-anak, mereka harus melakukan hal yang baik kepada sesama. Jarang kita mendapati anak kecil yang bercita–cita ingin menjadi perampok, teroris, koruptor dan lain-lain. Tentunya jawaban mereka adalah jawaban yang tanpa beban karena tentunya anak-anak tidak berpikir bagaimana cara dan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mencapai cita-cita mereka itu. 

Pada bacaan kita saat ini, terjadi perdebatan di antara murid-murid Tuhan Yesus tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Murid-murid berpikir tentang kedudukan mereka kelak dalam Kerajaan Surga. Dalam pikiran mereka kerajaan sorga adalah kerajaan dimana Tuhan Yesus sebagai raja dan mereka sebagai murid-murid Yesus pasti akan mendapatkan jabatan/kedudukan yang penting. 

Untuk itu murid-murid mengajukan pertanyaan kepada Tuhan Yesus tentang siapakah yang terbesar dalam kerajaan sorga? (ayat 1) dan menjawab pertanyaan mereka Tuhan Yesus memanggil anak kecil dan menempatkannya ditengah-tengah mereka (ayat 2), lalu Tuhan Yesus berkata bahwa “Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan sorga (ayat  3). Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dia lah yang terbesar dalam kerajaan sorga (ayat 4). Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku (ayat 5) 

Kekasih-kekasih Tuhan,

Mengapa Tuhan Yesus menjadikan anak- anak sebagai contoh?

1. Karena kerendahan hati anak-anak

Seorang anak kecil tidak ingin menonjolkan diri, sebaliknya, ia lebih suka bersembunyi di belakang. Ia tidak ingin tampil tetapi lebih suka menarik diri. Baru sesudah ia dewasa, dan mulai bersaing di dunia, dengan persaingan dan pergulatan keras untuk tampil sebagai nomor satu, maka sifat rendah hati ini ditinggalkan. 

2. Karena ketergantungan anak-anak kepada orang tuanya.

Bagi si anak, keadaan bergantung sangatlah wajar. Ia tidak pernah berpikir bahwa ia dapat menghadapi hidup seorang diri. Ia sangat senang kalau bisa bergantung pada mereka yang mengasihi dan memperdulikan nya. Bila orang mau menerima kenyataan akan ketergantungan mereka kepada Allah, suatu kekuatan baru dan kedamaian baru akan masuk ke dalam hidupnya. 

3. Karena kepercayaan anak-anak

Seorang anak bergantung secara naluriah dan ia secara naluriah juga mempercayai orang tuanya bahwa kebutuhannya akan dipenuhi. Ketika masih kanak-kanak, kita tidak dapat membeli makanan atau pakaian kita sendiri, atau merawat rumah kita sendiri. Namun kita tidak pernah khawatir bahwa kita tidak akan diberi makan dan pakaian dan tiada tempat berteduh yang memberi kehangatan dan kesenangan ketika kita pulang. Ketika kita masih kanak-kanak kita bepergian tanpa harus membayar, dan tidak berpikir bagaimana tiba ke tempat tujuan, namun kita tidak pernah ragu bahwa orang tua kita akan menuntun dan mengantar kita dengan selamat kesana. 

Ada beberapa catatan penting dalam Firman Tuhan pada saat ini

1. Bertobat 

Murid-murid perlu berpikir tentang kerajaan sorga tetapi mereka harus menyadari bahwa kerajaan sorga tidaklah seperti yang mereka pikirkan. Tuhan Yesus menghendaki pertobatan murid-murid atas pemikiran mereka yang salah. 

2. Memiliki keinginan hati yang tulus 

Dalam segala aspek kehidupan kita, kita mesti memiliki motivasi yang baik dalam melakukan segala tugas dan tanggung jawab kita, dan hendaknya ketulusan lah yang menjadi dasar atau motif kita karena ketulusan mewujudkan ungkapan syukur kita atas hidup yang Tuhan telah karuniakan kepada kita.  

3. Memiliki kerendahan hati 

Kerendahan hati tidak boleh terlewat dalam pelayanan atau kehidupan ini, karena Tuhan mau setiap anak-anak Tuhan memiliki kerendahan hati, sebab dengan rendah hati bisa menjauhkan kita dari perdebatan dan pertengkaran yang sia-sia. 

4. Memiliki sikap tidak mementingkan diri sendiri 

Dalam pikiran anak-anak menjadi dokter, guru, polisi ataupun Pendeta bukan agar dipuji atau dianggap hebat atau demi kepentingan diri sendiri tapi karena ingin melakukan hal yang baik untuk orang lain. Pikiran anak kecil ini patut dicontohi karena Jika kita masih mementingkan diri sendiri maka kita tidak layak disebut anak-anak Tuhan dan pelayanan yang kita lakukan akan menjadi sia-sia. 

Kekasih-kekasih Tuhan,                                         

Belajar dari anak kecil yang tulus dan tidak mementingkan diri sendiri akan menghantarkan kita kepada pelayanan yang tulus dan murni, demi kemuliaan Tuhan. 

Penulis: Herneta Maria Maghu,S. Pd 
Menyelesaikan Pendidikan terakhir di Universitas Kirsten Artha Wacana Kupang

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Belajar dari Anak Kecil (Matius 18: 1-5)"

Posting Komentar