Menjumpai Tuhan dalam Keterbatasan (Belajar dari Kisah Zakeus)

Dalam kehidupan ini kita pasti memiliki orang- orang yang kita idolakan atau kita kagumi, baik karena fisiknya (cantik, ganteng)  ataupun karena kehebatannya dalam  berkarya (Pemain bola, petinju, pembalap dan lain sebagainya). Pertanyaannya bagaimana perasaan kita jika mendapat kesempatan untuk bertemu langsung dengan orang yang kita idolakan/kagumi itu? tentunya kita akan merasa sangat senang. Di dalam Alkitab (Lukas 19 : 1- 10) kita bisa melihatnya dalam kisah tentang Zakheus. 

Siapa Zakheus? Kita bisa membaca pada (Lukas 19 : 2) bahwa Zakheus adalah seorang kepala pemungut cukai dan ia seorang yang kaya. Para pemungut cukai di anggap sebagai orang-orang yang berdosa, karena mereka biasanya melakukan pemerasan dan penggelapan pajak. 

Pada ( Lukas 19 : 3 -  6) Zakheus  sangat ingin melihat seperti apakah Yesus itu karena ia telah mendengar banyak hal hebat mengenai diri Yesus. Ia tidak bisa melihat atau bertemu dengan Yesus karena pada saat itu ada banyak orang sehingga sulit baginya apalagi Zakheus bertubuh pendek.

Foto oleh Lukas Rodriguez dari Pexels

Namun hal itu tidak membuat Zakheus kehabisan akal, ia berlari  mendahului orang-orang banyak tersebut dan memanjat sebuah pohon ara dimana Yesus akan lewat disana. Dan ketika Yesus melihat Zakheus di atas pohon, Ia meminta Zakheus turun karena Ia mau menumpang dirumahnya. Hal ini sangat menggembirakan hati Zakheus. Pada ayat 7- 10 ada beberapa orang yang tidak setuju dengan apa yang dilakukan Yesus.

Mereka bersungut-sungut karena keinginan Yesus menumpang di rumah Zakheus. Mendengar hal ini Zakheus menyatakan tekadnya pada Yesus bahwa ia akan menjual sebagian hartanya dan akan diberikan kepada orang miskin. Ia juga akan mengembalikan empat kali lipat uang dari orang yang diperasnya. 

Pada ayat 9 -10, Yesus merespon sikap zakheus tadi dengan menyatakan bahwa ada keselamatan yang terjadi dirumah zakheus dan ia pun adalah anak Abraham serta Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.  

Dari kisah dalam Injil Lukas 19: 1-10 di atas ada beberapa pokok pikiran yang mesti kita pelajari dan kita renungkan: 

Keinginan untuk mengenal Yesus 

Zakheus, seorang yang dianggap berdosa itu memiliki keinginan yang sangat besar mengenal atau melihat dengan matanya sendiri Yesus yang sangat fenomenal itu. Ia ingin melihat Yesus, sosok yang mengajarkan dengan lemah lembut dan penuh kasih, yang mengajarkan untuk mengasihi siapa saja tanpa memandang siapa,darimana,apa status orang tersebut, yang mau menerima apa pun latar belakang manusia, yang menyembuhkan orang sakit, yang memberi makan 5000 orang dan hal-hal luar biasa lainnya. 

Sebagai manusia berdosa, kita yang pada saat ini masih menikmati nafas hidup dan anugerah dari Tuhan. Kita yang terlahir Kristen karena orang tua kita Kristen, apakah kita masih punya keinginan untuk mengenal Yesus? Tentu bukan mengenal atau melilhat fisik Yesus secara langsung seperti yang dilakukan oleh Zakheus tetapi bagaimana kita mengenal setiap ajaran dan perintah-Nya.  

Keberdosaan kita bukanlah penghalang untuk kita mengenal pribadi Yesus yang mulia itu karena Ia dengan kasih serta kemurahan hati-Nya akan siap menerima kita. "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa,supaya mereka bertobat" (Lukas 5 : 32).

Keterbatasan Bukanlah Penghalang

Zakheus tidaklah menyerah karena keterbatasannya dan karena orang banyak yang menghalangi dia untuk bertemu dengan Yesus. Yang dia lakukan adalah memanjat pohon ara. Sering kali kesibukan kita bekerja  membatasi atau menghalangi kita untuk bertemu Yesus sehingga tidak dapat meluangkan waktu untuk berdoa. 

Orang lain juga bisa menjadi penghalang, karena kita takut ditertawakan ketika kita mau menunjukkan bahwa kita murid Yesus dan di anggap sok suci membuat kita akhirnya menunda melakukan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Dengan melihat sikap Zakheus, marilah kita menjadikan keterbatasan kita bukan sebagai penghalang dengan mencari cara agar tetap bisa meluangkan waktu kita untuk bertemu Tuhan dalam doa ataupun dengan membaca  firman kebenaran-Nya. 

Perubahan Sikap 

Ada perasaan sukacita/bahagia yang luar biasa yang dirasakan oleh Zakheus karena Yesus mau menghampirinya dan  Tindakan Yesus ini berdampak pada perubahan sikap zakheus, ia mau memperbaiki diri dan membagi kasih dengan orang lain, termasuk orang-orang yang pernah dia rugikan. Setiap orang yang sudah mengalami jamahan kasih Allah, seharusnya tidak boleh menjadi manusia yang sama lagi. Kehidupannya harus benar-benar  berubah sebagai wujud pertobatannya yang sungguh. 

Dibenarkan karena Iman 

Yesus menyatakan zakheus sebagai anak Abraham , karena imannya ,Abraham  dibenarkan begitu juga  dengan zakheus. bagaimana dengan kita? Kitapun dibenarkan oleh iman kita kepada Yesus Kristus. Keselamatan yang kita terima adalah berkat pemberian  cuma-cuma dari Tuhan. Oleh karena itu hendaklah kita menunjukkan iman kita dengan menaati semua perintah-Nya. 

Marilah dengan segala keterbatasan yang kita miliki, kita terus mencari Tuhan dalam kehidupan ini. Kiranya renungan singkat ini memberikan pencerahan dan inspirasi baru bagi kita umat bagi pembaca umumnya dan umat Kristiani khusunya.


Penulis:
Herneta Maria Maghu, S.Pd
Staf Pengajar di SMA PGRI Waingapu, Sumba Timur, NTT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menjumpai Tuhan dalam Keterbatasan (Belajar dari Kisah Zakeus)"

Posting Komentar