Roh Kudus Ada dalam Diri Orang Percaya

Pada kesempatan ini kita akan merenungkan dampak atau hasil dari karya Roh Kudus dalam diri orang percaya atau para rasul. Kita akan belajar dari kisah Stefanus. Stefanus adalah seorang pemimpin jemaat yang dipilih oleh jemaat pertama saat itu untuk membantu para rasul. Ia adalah seseorang yang penuh dengan Roh Kudus. 

Roh Kudus memberikan kuasa,keberanian dan karunia kepadanya untuk melayani Tuhan. Berikut kutipan lengkap bacaan Kisah Para Rasul 7: 54-60 dengan topik Stefanus dibunuh Saulus hadir: 

Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka b  dan Anak Manusia c  berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku. Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka! Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. 

Kisah pada perikop ini berawal dari adanya tuduhan pada Stefanus yang dibuat oleh orang-orang Yahudi sehingga Stefanus harus di adili oleh Mahkamah Agama Yahudi. Ketika Stefanus menerangkan kebenaran sebagai pembelaan dirinya, para anggota mahkamah agama sangat marah terhadapnya karena mereka merasa bahwa mereka adalah pemimpin agama yang terhormat dan tahu benar tentang hukum taurat. 

Mereka menutup telinga terhadap kebenaran yang di ungkapkan Stefanus dan malah menganggap itu sebagai penghujatan lalu dengan amarah yang hebat melempari Stefanus sampai mati. Menghadapi situasi genting saat itu, Stefanus tetap tenang,sabar,tidak takut dan tetap teguh berpegang pada imannya karena ia penuh dengan Roh Kudus bahkan ia ada dalam doa yang luar biasa yakni meminta Tuhan tidak menghukum orang-orang itu atas apa yang mereka lakukan. 

Dari kisah Stefanus ini ada beberapa hal penting yang perlu kita cermati bahkan kita pelajari sebagai Gereja dan orang percaya pada masa kini yakni 

Jangan menutup telinga terhadap kebenaran 

Menutup telinga terhadap kebenaran hanya akan membuat  kita menjadi pribadi yang tidak mau di tegur dan tetap hidup dalam situasi yang tidak benar. Contohnya, kita sebagai seorang pemimpin agama atau orang yang mengerti atau paham betul tentang kebenaran Firman Tuhan seperti Mahkamah Agama atau mungkin kita yang nampaknya religius, tidak menutup kemungkinan secara sadar atau tidak, kita juga bisa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan.  

Oleh karena itu belajarlah untuk menjadi pribadi yang selalu terbuka terhadap kebenaran agar hidup kita dipenuhi oleh Roh Kudus yang akan menuntun atau membimbing kita untuk selalu hidup berpadanan dengan Firman Tuhan. 

Berani Menjadi Saksi Iman Sehebat Apa pun Tantangannya

Sebagai Gereja dan orang percaya pada masa kini, tentu bukanlah hal yang mudah untuk menyatakan iman kita kepada Yesus. Kita akan diperhadapkan dengan berbagai tantangan yang bisa membuat kita kehilangan kendali atau tidak dapat mengontrol diri kita yang akhirnya menggoyahkan iman kita. 

Contohnya, mungkin dalam gereja terdapat perpecahan atau perselisihan karena perbedaan pendapat dan sebagainya. Mungkin dalam kehidupan pribadi kita diremehkan atau kita diperhadapkan dengan peristiwa atau kejadian yang membuat kita takut.  Misalnya aksi terorisme dan lain sebagainya. Pertanyaanya adalah apakah kita  tetap bersedia mejadi saksi iman atau tetap mempertahankan iman kepada Yesus? 

Semua tantangan itu akan bisa ditaklukkan jika Roh Kudus berkuasa atas hidup kita. Roh kudus adalah kekuatan yang menggerakkan dan menghidupkan.  “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban"  (2 Timotius 1 : 7).

Oleh karena itu jangan jadikan tantangan dan persoalan sebagai suatu alasan untuk menjauhkan diri dari persekutuan dan tidak lagi menjadi saksi iman tapi undanglah Roh Kudus Tuhan untuk memenuhi hidup kita karena Roh Kudus akan memampukan kita bertahan dalam segala situasi. 

Hanya Orang-orang yang Dipenuhi Roh Kudus yang Berkenan kepada Allah

Stefanus adalah orang yang penuh dengan Roh Kudus sehingga ia dapat melihat kemuliaan Allah. Jika kita ingin hidup kita berkenan dihadapkan Allah maka biarkanlah hidup kita memiliki hubungan yang akrab dengan Allah yang dijalin melalui perjumpaan dengan Allah setiap hari.

Kesaksian Iman dalam Hidup  Bisa Melahirkan Jiwa Baru. 

Kematian Stefanus karena iman percaya nya pada Yesus Kristus  menjadi suatu bentuk kesaksian iman yang akhirnya melahirkan jiwa baru yakni Saulus yang kita kenal dengan Paulus, seseorang yang awalnya membenci dan akhirnya mencintai Yesus bahkan rela mati bagi-Nya. Sebagai gereja dan orang yang percaya, kita pun harus memberi kesaksian iman dalam hidup kita.  

kita mesti hidup dalam tuntunan Roh Kudus sehingga kita memiliki pengalaman-pengalaman iman yang akan menjadi bentuk kesaksian kita. Harapannya adalah ada jiwa–jiwa yang akan terpanggil untuk mencintai Tuhan,melayani Tuhan dan kembali bersekutu dengan Tuhan. Amin


Penulis:
Herneta Maria Maghu, S.Pd
Staf Pengajar di SMA PGRI Waingapu, Sumba Timur, NTT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Roh Kudus Ada dalam Diri Orang Percaya"

Posting Komentar