Lumen Christi Mengalahkan Dosa dan Maut
Dalam sunyi dan gelapnya malam, nyala pertama yang muncul di liturgi Malam Paskah bukanlah suara, bukan pula nyanyian, melainkan cahaya, cahaya dari lilin Paskah. Sebuah api kecil yang dinyalakan dari api baru, yang kemudian diarak masuk ke dalam gereja yang sebelumnya gelap gulita. Lalu terdengar seruan: “Lumen Christi” (Terang Kristus). Dan kita pun menjawab: “Syukur kepada Allah.”
Lilin Paskah bukan hanya simbol liturgis. Ia adalah pernyataan iman. Sebuah kesaksian visual bahwa Kristus, Sang Terang Dunia, telah mengalahkan maut dan kegelapan dosa. Ia bangkit bukan sekadar untuk dikenang, tetapi untuk menerangi jalan hidup kita setiap hari.
Lilin Paskah berdiri di tengah umat, tinggi dan kokoh. Ia menjadi pusat perhatian karena dari nyalanya, seluruh umat menyalakan lilin-lilin mereka. Ini menyimbolkan bahwa terang yang berasal dari Kristus bukanlah terang yang eksklusif atau egois. Terang Kristus adalah terang yang dibagikan. Setiap kita menerima terang itu, dan kita diajak untuk menyalurkan terang itu kepada sesama.
![]() |
Gambar dari pexels.com |
Menariknya, lilin Paskah menyala perlahan-lahan meleleh. Ia memberikan terang dengan cara mengorbankan dirinya sendiri. Lilin itu akan semakin kecil, namun selama ia menyala, ia memberi cahaya, harapan, dan penghiburan.
Bukankah itu juga gambaran yang sangat nyata tentang kehidupan Yesus sendiri? Ia datang ke dunia, memberi diri-Nya sepenuhnya hingga wafat di kayu salib demi membawa terang keselamatan bagi kita semua. Dan kini, setelah kebangkitan-Nya, terang itu tidak padam. Justru makin menyala dalam hati para murid dan setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Dalam hidup kita sehari-hari, sering kali kita berhadapan dengan kegelapan-kegelapan berupa kesedihan, keputusasaan, dosa, kegagalan, rasa kehilangan, bahkan kekosongan rohani. Namun Malam Paskah mengajarkan kita satu hal penting: tidak ada kegelapan yang lebih kuat dari terang Kristus.
Maka lilin Paskah juga menjadi ajakan konkret. Apakah aku mau menjadi terang seperti Kristus? Apakah aku bersedia ‘meleleh’ mengorbankan waktu, tenaga, perhatian, dan kasih demi membawa terang bagi orang lain?
Terkadang, menjadi terang berarti menjadi satu-satunya yang berbeda di tengah lingkungan yang gelap. Tapi ingat, satu lilin yang kecil pun bisa mengubah suasana ruang yang gelap total. Lilin tidak bersuara, tapi kehadirannya mengubah keadaan. Begitu pula dengan kita. Kita hendaknya tak perlu banyak kata, tapi hidup yang bersinar karena kasih, kesabaran, dan pengampunan bisa membawa harapan bagi banyak orang.
Dan akhirnya, setiap tahun, lilin Paskah ini akan dinyalakan kembali dalam perayaan Paskah, lalu digunakan dalam baptisan, dan dinyalakan dalam pemakaman. Ia hadir di awal kehidupan rohani kita dan juga di akhir perjalanan kita di dunia. Lilin Paskah mengingatkan kita bahwa Kristus menyertai kita dari awal hingga akhir, dari kelahiran baru sampai kehidupan kekal.
Dalam terang lilin Paskah, mari kita perbaharui komitmen kita sebagai anak-anak terang. Jangan biarkan dunia ini memadamkan nyala iman kita. Biarlah hidup kita menjadi perpanjangan dari nyala lilin itu. Terang kecil yang menunjukkan bahwa Kristus hidup, dan karena itu, kita tidak perlu takut. Kristus telah bangkit, Alleluia! Ia sungguh telah bangkit, Alleluia!
0 Response to "Lumen Christi Mengalahkan Dosa dan Maut"
Posting Komentar